Dalam Bahasa Bajawa, Pata berarti pepatah sementara Déla artinya tetua, orang tua, leluhur. Sehingga Pata Déla dapat diartikan sebagai bukan saja “wejangan orang tua” tetapi juga “pepatah leluhur”. Ia pun masuk dalam kategori syair atau puisi adat yang diwariskan dan diucapkan dalam keseharian hidup Orang Bajawa.
Ada begitu banyak Pata Déla. Umumnya, pengungkapan Pata Déla sangat tergantung pada momen atau konteks, atau siapa yang mengungkapkan dan kepada siapa Pata Déla itu ditujukan.
Pewarisan Pata Déla selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Lazimnya, Pata Déla dituturkan oleh tetua adat (mosa laki) atau orang-orang tua, baik kepada anggota keluarga maupun kepada yang lebih muda.
Pata Déla juga bisa dituturkan oleh orang lain dalam situasi yang lain. Misalnya oleh guru kepada murid di ruang kelas, oleh orang tua kepada anak yang akan melanjutkan studi, atau oleh sesama kepada sesama.
Pata dela dalam kearifan lokal Bajawa biasa digunakan dalam keseharian hidup bersama. Pada kesempatan ini kita akan membahas beberapa pata dela yang lazim digunakan dalam keseharian hidup orang Bajawa.
1. Po robha na'u maru : berbicara pagi dan malam dalam hal memberikan nasihat atau motifasi
2. Po gegge : berbicara dalam hal menasihati lebih pada hal positif
3. Lako nga ta'a kau ma'e saga kata nga Keke kau ma'e sebe: jangan pernah mengikuti pengaruh orang lain dalam hal ini pengaruh negatif.
4. La'a nono zala page netu wae: kemanapun anda hendak melangkah ikutilah jalur dan tuntutan kata hatimu
5. Kabe wolo ze, ze lia lema, le karo kapa: kemanapun anda merantau suatu saat nanti pasti akan kembali mencari asal mulamu
7. Bekke bekke ate tenge ma'e mi mumu riwu: ikutilah suara hatimu jangan terpengaruh dengan bisikan orang
8. Bo woso mesa kappa: berkembang biak
9. Dewa da petti ghemi miu ma'e beta beki: yang dipersatukan Alla tidak boleh diceraikan manusia (bagi yang sudah menikah Gereja)
10. Sadho gha Ine rie sebha gha suru laki: target yang diperjuangkan sudah tercapai terkhusus sukses dalam menggapai cita-cita.
11. Kae nga poge goke azi nga beli kole: Kakak beradik yang selalu setia dalam suka dan duka.
12. Modhe ne'e hoga woe meku ne'e doa delu : dalam kehidupan kita harus baik, santun dengan sesama.
13. Go ra'a bere mori zua moe go wea DA lala dhape : cinta abadi tak terpisahkan.
14. DA pi'o bodha ne'e DA sipo, da bopo ne'e da dho'o : dalam kehidupan kita butuh bantuan sesama.
15. Mai kita dhedhi mani ngia Ema Dewa zeta da ladho me'a : pujian dan harapan kepada Tuhan yang Maha Esa.
16. Tena moe he'a wea, jere bhila watu tay : perilaku menebar kebaikan.
17. Sito moe lako pi'o, bani moe jara ngai : keberanian.
18. Bela ma'e deke mote ma'e ngadho : Jagan membicarakan nama sesama.
19. Bugu kungu ne'e uri logo : hasil usaha sendiri.
20. Toa gili ola wado wasi gili sani : kemanapun merantau harus kembali ke kampung halaman.
21. Dhepo da be'o tedu da bepu : orang tua menjadi panutan hidup generasi
22. Ine nga po ma'e kadhi kodho, Ema nga gaka ma'e kadhi laga : turuti nasihat orang tua.
23. Dhoro moe kolo ghono, dheke moe laba repe : gesit dalam kehidupan.
24. Tapi mami-mami napa maru wali, soe tori kobe ana ko'e : jangan boros
25. Dua we Uma nuka we sa'o : memiliki basis kehidupan.
26. Peni wi dhesi loka wi lowa : kerja yang menghasilkan.
27. Su'u papa suru sa'a papa laka : berat sama dipikul ringan sama dijinjing (budaya gotong royong)
28. La'a nono zala go boko nio ngata ma'e tolo do ma'e tolo DA : jangan mencuri
29. Toka se alu resi se alu : hidup hemat.
30. Go ngata go ngata go goti go gita : mengakui milik orang lain.
31. Naji da mani nora da Mora : "peneguhan".
32. Se boge riu roe, se keppo nari nedo : bersama-sama mencicipi walaupun sedikit.
33. Ro mu to'o laza mu la'a : perjuangan tanpa mengenal lelah.
34. Kedhu hebu pusi hebu : generasi penerus yang baik
35. Ngaba le mala roga le noa : perjuangan tanpa halang dan rintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar